5.24.2014

BUDIDAYA LELE



BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOC

Selamat Pagi Dunia......

Ini saya mau berbagi ilmu buat teman-teman semua, saya juga lagi belajar dan mempraktekkannya semoga berhasil....Aamiin...

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7Iahz9I2UucTWcoFkR-8b-NmJdTb4yBMf5Up4PwUy4qO7vWFeTmAP4GEpKrU60lLVclFSqddKeu0jUtvl5w4hwIMn6Q1HgZMI98lWZ6i9qmc_1jYPk6yPCHMRhgdnV7X18-NlSxHH/s320/LeleBiofloc.JPG

Teknologi bioflok adalah teknologi yang memanfaatkan hasil
metabolisme ikan atau udang yang mengandung nitrogen untuk diubah menjadi protein yang dapat dimanfaatkan oleh ikan atau udang, sehingga ikan atau udang tersebut memperoleh protein tambahan dari bioflok disamping pakan yang diberikan. Akumulasi dari limbah nitrogen (NH4, NO2) akan dicegah oleh bioflok dengan cara menjaga C/N Rasio tetap tinggi dan mendorong penyerapan ammonium oleh mikroba. Hasil dari proses tersebut maka akan membentuk suatu komunitas mikro (bakteri, protozoa, detritus (dead body cell), jamur dan zooplankton) juga partikel serat organik yang kaya akan selulosa, partikel anorganik berupa kristal garam kalsium karbonat hidrat, biopolymer dan PHA.

Sistem kerja dari bioflok adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang mengandung senyawa kabon (C), hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan sedikit unsur fosfor (P) menjadi gumpalan berupa bioflok dengan menggunakan bakteri pembentuk flok yang mensintesis biopolimer poli hidroksi alkanoat sebagai ikatan bioflok. Bakteri pembentuk flok dipilih dari genera bakteri yang non pathogen, memiliki kemampuan mensintesis Polihidroksi alkanoat (PHA), memproduksi enzim ekstraselular, memproduksi bakteriosin terhadap bakteri pathogen, menngeluarkan metabolit sekunder yang menekan pertumbuhan dan menetralkan toksin dari plankton merugikan dan mudah dibiakkan di lapangan.

Manfaat penggunaan teknologi bioflok apabila diaplikasikan dengan tepat adalah minimnya pergantian air atau bahkan tidak ada pergantian air dalam sistem budidaya sehingga teknologi ini ramah lingkungan. Pakan yang digunakan pun menjadi lebih sedikit ketimbang sistem konvensional lain.Telah dicoba uktuk ikan nila yang dipelihara dalam sistem bioflok akan tumbuh optimum pada tingkat pemberian pakan 1,5% dengan pakan yang mengandung 35% protein.


A.    PEMBUATAN KOLAM PORTABLE

1.      Teknik Pembuatan saluran pembuangan (Outlet)
Pertama kita bersihkan dahulu pekarangan/ lokasi untuk pembuatan kolam dengan desain kemiringan diletakkan pada bagian paling tengah (pusat), dengan kemirigan  + 10 cm, ini bertujuan agar endapan dapat mengumpul pada satu titik, sehingga pada titik tersebut akan ada semburan aerasi, sehingga tidak akan terjadi pegendapan kotoran.
Setelah itu pasagan paralon dengan dari sumbu ke pinggir/ batas luar kolam dan keduanya dipasang knee dan di lem dengan lem paralon, posisikan paralon agar tidak sejajar atau menjorok keluar area kolam agar air dapat terbuang semua. Kemudian ratakan dengan tanah kembali.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvp_pK1BWWPUGBVTRRmeUwuKXhuBEFGTJrGQJJYj3haINvKSlkLw_zGE2SeqNb2qRIp4yA2umyI_dIXpAyFRYeKpsSlVGrAH-EOnRM1L7FI86NQIxbI4gTxQXq5VS62X6uJV7LPj4gTGc/s320/Photo1944.jpg
Saluran pembuangan
2.     Teknik pemasangan wiremesh
Setelah pembuatan saluran pembuangan selesai selajutnya kita memasang besi wiremes yang berfungsi untuk menyangga terpal, mula-mula besi kita potong sesuai ukuran, kemudian kita satukan sehingga menjadi bentuk bulat, pada pertemuan besi wiremesh tersebut kita satukan dengan cara kita ikatkan salah satu besi dengan sehigga akan menyatu dengan kuat.
Selanjutya kita pasang penutup bagian dalam wiremesh dengan karpet talang kita ukur sesuai kebutuhan dan kita pasang di dalam besi wiremesh kemudian kita ikat dengan kawat bendrat agar tidak lepas, ini bertujuan untuk menghindari benjolan-benjolan yang diakibatkan oleh air ketika kolam sudah diisi oleh air.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrgqW1z0PwyBnF4kemTlKRqEpPtn8qn81x19rGCzEMKzF_dPgs-K7P4L8Oh4jW0htGztHtRkkfMjy4c2LrLO1HHvYrBlFaekakr_Z-Dc_K7FbmI3Sr6zjR2mrNqDqHYUZCzbXwzqo4QBs/s320/Photo1930.jpg
Besi Wiremesh
3.     Teknik Pemasangan terpal GM
Selanjutya, kita pasang terpal dengan langsung kita posisikan dari tegah, atau dicari sumbu tegahnya sehingga akan lebih mudah dan akan sesuai yang kita harapkan, kemudian pelan-pelan kita buka sehigga menutupi semua area wiremesh, setelah wiremesh terpasang dengan rapi kemudian langkah selajutnya yakni membuat lubang  pembuangan yakni dengan cara menyobek menggunakan silet/ cutter pada bagian atas knee pembuangan, kemudian kita masukkan paralon yang sudah kita lubangi dan diberi penutup.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiveVsTnNCDhildeYrPLAuNlDfa4sP-BaVc-zt68VRnJVz56e6wdn6CfqXT9WcAbpIJKIAidJwDfFbJbSzhNSoz__8O3vL5g_Cc1kQhJSHDvPxSSire9kGNZVRgX4Bj6Ydm_hcCeTj2we0/s320/DSC01591.JPG
Besi Wiremesh yang sudah dipasang terpal


B.    PEMASANGAN AERASI

1.      Teknik instalasi aerator
Aerator berfungsi selain sebagai penyuplai oksigen di media (air) aerator ini juga berfungsi sebagai alat pegadukan yang sangat dibutuhkan dalam sistem budidaya Biofloc 2 ini, didalam sistem ini pegadukan dan penambahan oksigen ke media sangat berpegaruh pada pembetukan floc.
Pada dasarnya instalasi aerator sangatlah mudah, pertama kita siapkan aerator kemudian dipasang saluran outlet kemudian kita pasang selang sesuai kebutuhan pada kolam kita, selajutnya lubang output aerator yang tidak terpakai kita tutup menggunakan selang yang kita potong dan kita satukan dengan lubang yang tidak terpakai sebelahnya atau dengan cara kita bakar salah satu ujung selang sehingga akan tertutup salah satu lubangnya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8EMsN4p6a01Zei-RIuuhWt91FZfB7WeROu7KV-yZNTXXg-Ae7uqeerG16pit-fxUnnHvj_o2zA_Gh5cFpIo7AiowYc5qroN8aPKqhS33Y5kHnYjGruSzYWvNDFucnyIs_8vaZ70zM8do/s320/IMG_3398.JPG
Aerator
2.     Teknik instalasi airstone
Airstone ini berfungsi sebagai pemecah oksigen agar dapat terurai menjadi kecil/ lembut keluarannya, sehingga oksigen yang akan terlarut semakin sempurna, pemasangan airstone kita hanya tinggal memasangkan airstone dengan selang yang sudah terhubung dengan aerator.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTzdBVY3lt5tTDnE-P6rTUa_sWz8UgktTKVgOuTCzgdg4wLfX5ckalfMOwoA5En2l7TysG78ydBPOEX1n1EBFl6m-dqKsKQ2QP5buk3gd3yRVgF14372iZxlQmZQulp35QfzMVEgimJqw/s1600/batu+aerasi.jpg
Batu Aerasi (Airstone)
3.     Teknik penempatan airstone
Penempatan airstone hendaknya diletakan pada area tengah kolam bundar, sehingga pengadukan dapat lebih sempurna dan menyebar ke segala penjuru.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-mZ0AP6_XJ8_J9ez13tcuI-44e8t2uyweBIELb5biGrZGDVeImetdwnP3npa1UWzD2sn6V_0c2XblV2KfxHu7YZGxokTJAHJQyikiow7NrWJtvT1i5_PIXX8H8GX2L3NfGlmSSt-NhvM/s320/IMG_3434.JPG
Penempatan batu aerasi


C.    APLIKASI PROBIOTIK
Dosis Probiotik adalah 5 ml/ m3. Air dikondisikan 7-10 hari. Aplikasi setiap 1 minggu sekali 5 ml / m3.


D.   APLIKASI TETES TEBU/ MOLASE
Dengan penambahan Molase 10 ml/ m3 dan Aerasi menjadikan Populasi bakteri pendukung (dekomposer)mendominasi media.
Molase atau tetes, digunakan sebagai sumber energi bagi mikroba agar perkembangan mikroba dalam air kolam dapat berkembang secara baik. Disamping itu, dengan penambahan molase maka penyerapan amonia oleh bakteri menjadi lebih baik. Pengguaan molase pada teknologi biofloc sangat lazim. Penambahan molase pada penerapan teknologi biofloc selain sebagai energi bagi mikroba, juga memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai C/N ratio pada media. Bila C/N ratio di bawah 10 maka bakteri akan menggunakan N dari N-organik (seperti protein, asam amino, urea, dll). Bila C/N ratio 20 atau lebih maka bakteri akan menggunakan N-anorganik (amonia, nitrat). Dan bila C/N ratio antara 10 – 20 maka bakteri akan menggunakan kedua-duanya.

Penggunaan molase disesuaikan dengan komposisi pakan yang digunakan. Untuk protein yang lebih tinggi maka kebutuhan molasenya semakin banyak. Dosis 10 ml / m3.




E.    APLIKASI YEAST/ RAGI
Ragi Tempe 1 sendok dan ragi tape 1 butir / m3 / minggu, pada saat ukuran sangkal sampai panen dosis di tambah menjadi 2x lipat/ 2butir / m3 / minggu. Aplikasi 1 minggu sekali bersamaan dengan probiotik dan molase pada waktu pagi hari pada kondisi puasa.
Dari banyaknya kegagalan saat aplikasi molase pada sistem biofloc yang disebabkan kurangnya aerasi dan perubahan pH, maka diperlukan inokulan bakteri yang tidak membutuhkan oksigen sehingga kebutuhan oksigen untuk bakteri dapat ditekan. Konsorsium bakteri yang semakin banyak akan membuat keragaman bakteri menguntungkan dalam kolam semakin banyak sehingga populasi bakteri menguntungkan semakin kuat dalam bersaing dengan bakteri yang merugikan (bakteri pembusuk dan bakteri pathogen). Dari Kelompok jamur (yeast)  bisa digunakan Ragi yang mikrobianya sangat efektif digunakan untuk menyerap amonia dan tidak membutuhkan oksigen dalam bekerjanya.




F.    MANAJEMEN PAKAN

1.  Pemilihan pakan yang naik dan berkualitas

  • Pakan berkualitas (referensi dari pembudidaya yang sudah mencoba) dan ketersediaan di wilayah sekitar (efisiensi biaya transportasi), pemilihan produk didasarkan pada bukti.
  • Ukuran pakan disesuaikan dengan bukaan mulut ikan, dengan tujuan pertumbuhan ikan rata (racak)


2.  Fermentasi pada pakan
Fermentasi pakan dengan probiotik 5 cc/ kg pakan, selama 2-3 hari, ditutup untuk menghindari kontaminator.

3.  Teknik pemberian pakan
  • Porsi makan 80% dari daya kenyang, disediakan ruang dilambung untuk produksi enzym-enzym pencernaan. Diharapkan efisiensi pakan 100% terserap sempurna.
  • Ikan lele memiliki kodrat mulutnya lebar selebar badan / kepalanya. filosofinya ikan ini rakus makan. ikan akan makan sampai lambungnya penuh. nah bayangkan kalo lambung sudah penuh kemudian pakan mengembang.. apa jadinya?
perut/pencernaan akan membengkak, mungkin juga luka. selanjutnya bakteri dalam pencernaan menyerang. biasanya penyakit perut bengkak/kembung karena infeksi bakteri Edwardsiella sp. bakteri ini susah diberantas tuntas karena membentuk cysta.
  • Efek lain kalau kekenyangan ikan akan terdiam, hati-hati bila terjadi sesuatu yg mengejutkan ikan akan muntah, efeknya air akan rusak dan ikan akan keracunan.
  • Efek yang lain lagi kalau ikan diam menggantung parasit akan mudah menyerang (hati-hati bila timbul bintik putih, atau bintik merah) maka akan terjadi kematian yang lumayan banyak. cegahlah selagi bisa dgn menerapkan pemberian pakan yg secukupnya saja (80% dari kekenyangan ikan). disamping efisien pakan juga hemat.
  • Frekuensi pakan sesuai dengan metabolisme ikan 2 x sehari, metabolisme ikan berkisar 8 jam, bila waktu pemberian pakan 7 pagi dan 5 sore. Maka ada rentang waktu 2 jam untuk istirahat organ-organ pencernaan, dengan tujuan organ pencernaan tetap sehat, ikan pun sehat. (untuk pakan benih    PF-800/ PF-1000 bisa 3 x sehari tergantung cuaca dan musim)
  • Pakan difermentasi menggunakan probiotik EBS Pro untuk menghasilkan enzim : protease, amilase, lipase dan cellulose. Sistem ini meringankan kerja dari organ pencernaan 30%, dan membantu pemotongan rantai panjang pada protein dan lemak.
  • Rutinitas sesuai jam biologis/ naluri (tepat waktu), pemberian pakan yang berubah-ubah jelas mengganggu/merusak jam biologis makan ikan.
  • Teknik pergantian pakan, pergantian pakan sangat berpengaruh pada tingkat keseragaman ukuran ikan. Pada saat pergantian pakan sebaiknya di mix/campur dengan ukuran pakan pengganti.
  • Program puasa 1 x makan setiap minggu, bertujuan untuk memberikan kesempatan pada organ pencernaan untuk istirahat. Teknik ini terbukti efektif dan tidak menganggu daya tumbuh ikan.
  • Pengurangan porsi makan hingga 30%, bila sudah terbentuk substrat/ polymer/ biofloc yang terjadi bila porsi pakan mencapai 500 kg/ hari/ hektar.
G.   APLIKASI YEAST DAN PROBIOTIK
Ragi Tempe 1 sendok dan ragi tape 1 butir / m3 / minggu, pada saat ukuran sangkal sampai panen dosis di tambah menjadi 2x lipat/ 2butir / m3 / minggu 
Aplikasi 1 minggu sekali bersamaan dengan probiotik dan molase pada waktu pagi hari pada kondisi puasa. 
Dari banyaknya kegagalan saat aplikasi molase pada sistem biofloc yang disebabkan kurangnya aerasi dan perubahan pH, maka diperlukan inokulan bakteri yang tidak membutuhkan oksigen sehingga kebutuhan oksigen untuk bakteri dapat ditekan. Konsorsium bakteri yang semakin banyak akan membuat keragaman bakteri menguntungkan dalam kolam semakin banyak sehingga populasi bakteri menguntungkan semakin kuat dalam bersaing dengan bakteri yang merugikan (bakteri pembusuk dan bakteri pathogen). Dari Kelompok jamur (yeast)  bisa digunakan Ragi yang mikrobianya sangat efektif digunakan untuk menyerap amonia dan tidak membutuhkan oksigen dalam bekerjanya.

H.  TEKNIK PERGANTIAN AIR

  • Situasional, selama ikan merasa nyaman sehat air tidak perlu diganti.
  • Pergantian air Maksimal 30%, untuk menghindari goncangan media yang dapat menyebabkan ikan stress dan mengalami penyusutan berat badan.
  • Air yang diganti lapisan paling bawah, kualitas  air bawah rendah dengan kandungan amonia dan nitrit tinggi.
  • Pergantian dengan cara sirkulasi, untuk menghindari Perubahan yang ekstreem dan   membuat ikan stress.
  • Penerapakan teknologi biofloc 2, tidak berarti tanpa buang air sama sekali. Akan tetapi bila bisa memanfaatkan secara baik terhadap biofloc yang terbentuk, maka pergantian air dapat diminimalkan. Pemberlakuan puasa pada saat tertentu, sangat membantu dalam pengelolaan kualitas air. Hal ini akan memberikan kesempatan bagi ikan untuk memanfaatkan biofloc sebagai makanan tambahan yang sudah tersedia secara alami dalam kolam. Sehingga kepekatan biofloc dapat terjaga, tidak terlalu pekat sehingga mengurangi kebutuhan air untuk sirkulasi. Ikan, memiliki kemapuan yang berbeda terhadap kepekatan floc di dalam air. Ikan lele merupakan ikan yang cukup tahan dengan kondisi kepekatan floc yang tinggi. Karena ikan ini masih bisa bertahan dengan baik dengan kondisi volume floc yang mencapai 15% (150 cc dalam 1 liter air media). Namun, disarankan agar pemberlakuan puasa / pengurangan pemberian pakan sudah dilakukan sejak ketebalan floc kurang dari 5 % (50 cc per liter air).
  • Pengaruh kepekatan biofloc dalam air kolam akan memberikan pengaruh pada konsumsi oksigen. Disamping itu juga akan memberikan pengaruh pada pernafasan ikan. Oleh karena itu, pergantian air tetap diperlukan untuk mengurangi kepekatan biofloc dalam air kolam. Untuk membuang endapan dalam kolam sangat dibutuhkan pergantian air. 


I.      AIR SEHAT 
Ø Warna cerah, tidak terlalu pekat, tidak berminyak 
Ø Perilaku ikan : aktif bergerak, nafsu makan tinggi, pada saat siang hari ikan berada didasar kolam 
Ø Air tidak berbau → bau asam amino 


J.     AIR TIDAK SEHAT 
Ø Warna kusam, pekat, permukaan berminyak 
Ø Akibat dominasi Blue Green Algae 
Ø Perilaku ikan : gerakan lamban, menggantung dipermukaan atau pinggir kolam, nafsu makan kurang 
Ø Bau menyengat → amoniak atau anyir

K.   APLIKASI KAPUR DOLOMIT
Pengapuran berfungsi untuk mempertahankan/ menaikkan pH air dan alkalinitas (buffer pH). Disamping itu dapat berfungsi mengikat karbondioksida dalam air, mengurangi/ menghilangkan bau asam dan bau kentut serta menyediakan mineral Ca dan Mg. 

Pengapuran dapat dilakukan seminggu sekali. Waktu aplikasi terbaik adalah malam hari. Jenis kapur yang bisa diaplikasikan antara lain : kapur pertanian, dolomit di berikan seudah aplikasi  probiotik,molase&ragi dosis 150-200 gram. 

L.    PEMILIHAN BENIH UGGUL
o Benih dari induk yang unggul 
o Benih sehat, gerak aktif dan lincah 
o Ukuran sama 
o Dari satu induk yang sama (kecepatan tumbuh sama) 
o Warna seragam 
o Organ lengkap 
o Bentuk proporsional 
o Benih dari pembenih/ hatchery yang terpercaya 
Benih Ikan Lele

M.  TEKNIK PEMANENAN
1.      Persiapan sebelum panen
Satu hari mejelang panen sebaiknya ikan dipuasakan, ini bertujuan untuk mengurangi stress pada ikan lele, sehingga resiko kematian akan lebih aman/ sedikit.

2.      Perawatan kolam pasca panen
Setelah panen sebaiknya kolam segera dibersihkna sebersih mugkin, sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak enak karena telah dipakai untuk budidaya (amis, dlsb).

Semoga bermanfaat....

No comments:

Post a Comment